Kepuasan Diri dan Kepercayaan kepada Allah
Dalam Ibrani 13:5, kita diberi nasihat yang sangat berharga: “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: ‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.'” Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan dua hal penting dalam kehidupan: kepuasan diri dan kepercayaan kepada Allah.
Menjadi “hamba uang” berarti menjadikan kekayaan materi sebagai pusat hidup kita. Ketika kita terlalu fokus pada uang, kita bisa kehilangan makna sejati dari kehidupan, seperti hubungan dengan Allah dan orang-orang di sekitar kita. Sebaliknya, ayat ini mengajarkan kita untuk merasa cukup dengan apa yang kita miliki. Kepuasan diri bukan berarti kita tidak boleh bekerja keras atau memiliki ambisi, tetapi kita diajak untuk menghargai berkat yang sudah ada dan tidak selalu merasa kekurangan.
Lebih dari itu, ayat ini memberikan jaminan yang luar biasa dari Allah: Dia tidak akan pernah meninggalkan kita. Janji ini menjadi sumber kekuatan dan ketenangan, terutama di saat kita menghadapi kesulitan atau ketidakpastian. Dengan percaya kepada Allah, kita tidak perlu cemas tentang apa yang akan terjadi, karena kita tahu bahwa Dia selalu menyertai kita.
Bayangkan seseorang yang menghabiskan hidupnya mengejar kekayaan. Ia mungkin berhasil secara materi, tetapi hatinya tetap kosong. Sebaliknya, orang yang puas dengan apa yang dimilikinya dan bersandar pada janji Allah akan menemukan kedamaian sejati.
Jadi, Ibrani 13:5 mengingatkan kita untuk melepaskan diri dari belenggu cinta akan uang, belajar hidup dengan kepuasan, dan mempercayakan hidup kita kepada Allah yang setia. Dengan cara ini, kita dapat menjalani kehidupan yang penuh damai dan bermakna.