Meneliti dan Melakukan Hukum yang Memerdekakan
Dalam Alkitab, Yakobus 1:25 menyampaikan pesan yang kuat: “Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.” Ayat ini ditulis oleh Yakobus, saudara Yesus, kepada umat Kristen Yahudi yang tersebar di berbagai tempat, mengajak mereka untuk hidup sesuai dengan firman Tuhan.
Hukum yang sempurna dan memerdekakan yang dimaksud adalah ajaran Kristus, yang sering disebut sebagai hukum kasih. Berbeda dengan hukum Taurat yang kaku dan bersifat eksternal, hukum ini membebaskan manusia dari dosa dan membawa kehidupan yang penuh sukacita. Yesus mengajarkan kasih kepada Allah dan sesama sebagai inti dari kebebasan sejati.
Yakobus menegaskan bahwa sekadar mendengar firman Tuhan tidaklah cukup. Bayangkan seseorang yang bercermin lalu pergi dan melupakan wajahnya—begitulah orang yang hanya mendengar tanpa bertindak. Sebaliknya, mereka yang meneliti, memahami, dan melaksanakan firman akan diberkati. Misalnya, jika kita diajar untuk mengasihi sesama, kita harus menunjukkannya dengan tindakan nyata, seperti membantu orang yang kesusahan atau memaafkan yang bersalah.
Pesan Yakobus sederhana namun mendalam: ketaatan kepada firman Tuhan membawa kebahagiaan. Dengan menjadi pelaku firman, bukan hanya pendengar, kita akan merasakan berkat dan kebebasan yang dijanjikan. Mari kita renungkan dan terapkan hukum yang memerdekakan ini dalam hidup kita setiap hari.