Kekuatan dalam Kelemahan: Pelajaran dari 1 Korintus 1:27

Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus menulis pesan yang mendalam: “Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat” (1 Korintus 1:27). Ayat ini mengungkapkan cara Allah bekerja yang sering kali bertolak belakang dengan logika manusia.

Di dunia ini, kita cenderung mengagumi kekuatan, kecerdasan, dan kesuksesan. Namun, Allah justru memilih hal-hal yang dianggap lemah dan bodoh menurut standar dunia untuk menunjukkan kuasa-Nya. Ini bukan karena Allah menyukai kelemahan atau kebodohan, tetapi untuk menegaskan bahwa hikmat dan kekuatan sejati hanya berasal dari-Nya, bukan dari manusia.

Sebagai contoh, Allah memilih Daud, seorang gembala muda yang tampak lemah, untuk mengalahkan Goliat, seorang raksasa yang ditakuti. Dunia mungkin meremehkan Daud, tetapi Allah memberikan kemenangan kepadanya. Begitu pula, Yesus memilih murid-murid dari kalangan biasa—nelayan dan pekerja sederhana—bukan kaum elit, untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia.

Apa maknanya bagi kita hari ini? Pertama, janganlah kita meremehkan diri sendiri atau orang lain hanya karena tidak memenuhi standar dunia. Allah bisa menggunakan siapa saja untuk tujuan-Nya. Kedua, saat kita merasa lemah atau tidak mampu, percayalah bahwa Allah dapat bekerja melalui kita. Ketergantungan pada-Nya jauh lebih berharga daripada kepercayaan pada kemampuan diri sendiri.

Ayat ini mengajak kita melihat melampaui apa yang tampak di permukaan. Kekuatan sejati bukan terletak pada apa yang kita miliki, tetapi pada bagaimana Allah memakai kita. Mari kita rendahkan hati dan izinkan Allah menunjukkan kuasa-Nya melalui kelemahan kita, karena di situlah kemuliaan-Nya bersinar paling terang.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *