Kebaikan yang Menyembuhkan: Pelajaran dari Amsal 11:17

Amsal 11:17 mengingatkan kita bahwa kemurahan hati sejatinya bukan hanya memberi manfaat bagi orang lain, tetapi juga menyuburkan jiwa dan tubuh kita sendiri. Ketika kita menolong, berbagi, dan berbelas kasih, hormon endorfin dan oksitosin dilepaskan, menimbulkan perasaan bahagia dan tenang. Dengan demikian, sikap murah hati adalah investasi kesehatan mental dan fisik yang meneguhkan hati, mengurangi stres, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Sebaliknya, sikap kejam—entah itu mengabaikan kebutuhan sesama, memperlakukan orang lain dengan kasar, atau menyimpan dendam—sebagaimana diungkapkan Amsal, sama saja dengan “menyiksa badan sendiri.” Beban rasa bersalah, kemarahan yang menumpuk, dan isolasi sosial dapat memicu tekanan darah tinggi, gangguan tidur, bahkan menurunkan kualitas hidup. Dalam perspektif iman, kejam berarti menutup hati terhadap kasih Allah, yang pada akhirnya memutuskan aliran damai sejahtera dalam diri kita.

Oleh karena itu, marilah kita mempraktikkan kemurahan hati dalam tindakan sehari‑hari: mendengarkan dengan empati, membantu tanpa pamrih, dan mengampuni dengan tulus. Dengan demikian, bukan hanya orang lain yang terangkat, tetapi kita sendiri turut mengalami kesembuhan dan sukacita sejati—karena sesungguhnya, kebaikan yang kita tebarkan kembali menjadi berkat bagi jiwa dan raga kita.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *