Bahaya Merasa Terlalu Kuat
Dalam 1 Korintus 10:12 (TSI3.4), Paulus memberikan peringatan yang tajam: “Oleh sebab itu, jagalah dirimu baik-baik! Jangan merasa begitu kuat dan tidak mungkin jatuh seperti nenek moyang kita.” Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan sikap hati kita dalam perjalanan rohani. Terlalu percaya diri pada kekuatan sendiri bisa menjadi jebakan yang membahayakan.
Makna ayat ini sederhana namun mendalam: kita tidak boleh lengah. Nenek moyang kita, meskipun pernah melihat kuasa Tuhan, tetap jatuh karena mereka merasa aman dan kuat. Begitu juga dengan kita—ketika kita merasa tidak mungkin tersandung, justru di situlah kita paling rentan. Seperti sebuah pohon yang terlihat kokoh, tetapi akarnya sudah rapuh, kita bisa roboh jika tidak waspada.
Bayangkan seseorang yang berjalan di tepi jurang sambil berkata, “Aku tidak akan jatuh.” Tanpa kehati-hatian, satu langkah salah bisa berakibat fatal. Demikian pula dalam kehidupan rohani, kita perlu menjaga hati dan terus bergantung pada Tuhan, bukan pada kekuatan kita sendiri.
Mari kita jadikan ayat ini sebagai pengingat untuk tetap rendah hati. Jangan sampai kita merasa sudah “sampai” atau kebal terhadap godaan. Sebaliknya, marilah kita memohon kekuatan dari Tuhan setiap hari, agar kita bisa berdiri teguh di tengah tantangan. Seperti kata Amsal 16:18, “Keangkuhan mendahului kehancuran.” Dengan kerendahan hati dan kewaspadaan, kita dapat menjalani hidup yang berkenan kepada-Nya.