Melepaskan Hikmat Dunia untuk Mencapai Hikmat Sejati
Dalam Alkitab, Rasul Paulus menulis kepada jemaat Korintus, “Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat” (1 Korintus 3:18). Ayat ini mengandung pesan mendalam tentang perbedaan antara hikmat duniawi dan hikmat sejati yang berasal dari Tuhan.
Konteks Ayat
Jemaat di Korintus pada masa itu mengalami perpecahan karena mengutamakan pandangan dan kebijaksanaan manusia. Paulus menegaskan bahwa hikmat duniawi, meskipun tampak cerdas, seringkali menyesatkan dan menghalangi seseorang dari kebenaran rohani.
Makna “Menipu Diri Sendiri”
“Menipu dirinya sendiri” merujuk pada sikap seseorang yang terlalu mengandalkan hikmat duniawi—pengetahuan, logika, atau ego—sehingga mengabaikan hikmat yang lebih tinggi dari Tuhan. Ini adalah peringatan untuk tidak terjebak dalam kesombongan intelektual.
Apa Itu “Menjadi Bodoh”?
Paulus tidak mengajak kita untuk kehilangan akal sehat. “Menjadi bodoh” di sini berarti melepaskan kebanggaan akan kebijaksanaan manusia dan dengan rendah hati membuka diri pada bimbingan Tuhan. Ini adalah langkah menuju hikmat sejati.
Penerapan dalam Kehidupan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi keputusan sulit. Mengandalkan hikmat duniawi saja bisa menjerumuskan kita pada pilihan yang salah. Sebaliknya, dengan mencari hikmat dari Tuhan—melalui doa, refleksi, dan firman-Nya—kita dapat menemukan jalan yang lebih bijaksana dan bermakna.
Penutup
Ayat ini mengundang kita untuk merenung: dari mana sumber hikmat kita? Dengan melepaskan hikmat duniawi yang sementara, kita membuka hati untuk hikmat sejati yang membawa kedamaian dan kebenaran abadi.
