Firman Allah: Perisai yang Teruji
Ayat Amsal 30:5 dalam terjemahan Alkitab Yang Terbuka (AYT) menyatakan: “Seluruh firman Allah itu teruji. Dia adalah perisai bagi mereka yang berlindung pada-Nya.” Kata-kata ini, yang ditulis oleh Agur bin Yakeh dalam kitab Amsal, menekankan keandalan dan kekuatan Firman Tuhan sebagai fondasi hidup umat percaya.
Firman Allah digambarkan sebagai sesuatu yang “teruji”, artinya telah melalui berbagai ujian waktu, sejarah, dan pengalaman manusia. Seperti logam mulia yang dimurnikan melalui api, Alkitab bukanlah kumpulan kata-kata biasa, melainkan wahyu ilahi yang tak tergoyahkan. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian—seperti tantangan ekonomi, konflik sosial, atau krisis pribadi—firman ini menjadi panduan yang dapat diandalkan.
Lebih lanjut, ayat ini menjanjikan bahwa Allah adalah “perisai” bagi siapa saja yang berlindung pada-Nya. Perisai melambangkan perlindungan dari serangan musuh, baik yang terlihat maupun tak terlihat. Berlindung pada-Nya berarti mempercayai dan menerapkan firman-Nya dalam kehidupan sehari-hari, seperti saat menghadapi ketakutan atau godaan. Contohnya, dalam Mazmur 119:11, dikatakan bahwa menyimpan firman Tuhan di hati membantu menghindari dosa.
Dalam kehidupan modern, ayat ini mengingatkan kita untuk tidak bergantung pada kebijaksanaan manusia semata, melainkan mencari perlindungan sejati di Firman Allah. Dengan demikian, mari kita jadikan Alkitab sebagai perisai harian, agar hidup kita tetap kokoh di tengah badai.