Teguh Berpegang pada Pengharapan yang Setia
Ayat Alkitab dalam Ibrani 10:23 menyatakan: “Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.” Kata-kata ini ditulis oleh penulis Surat Ibrani, yang ditujukan kepada umat Kristen Yahudi yang menghadapi penganiayaan dan godaan untuk meninggalkan iman mereka. Ayat ini menjadi pengingat kuat untuk tetap teguh dalam pengharapan, bukan karena kekuatan kita sendiri, melainkan karena kesetiaan Allah yang tak tergoyahkan.
Dalam konteksnya, Ibrani 10 membahas tentang pengorbanan Kristus yang sempurna, yang memberikan akses langsung kepada Allah. Pengharapan yang dimaksud adalah janji keselamatan dan kehidupan kekal melalui Yesus. Kata “teguh berpegang” (dalam bahasa asli Yunani: katechōmen) menyiratkan tindakan aktif, seperti memegang kemudi kapal di tengah badai, agar tidak tergeser oleh arus dunia.
Bagi kita hari ini, ayat ini relevan di tengah tantangan seperti ketidakpastian ekonomi, konflik sosial, atau keraguan pribadi. Ia mengajak kita untuk mengakui pengharapan itu secara terbuka dan konsisten, karena Allah yang menjanjikan—Pencipta alam semesta—selalu memenuhi firman-Nya. Seperti yang dicontohkan dalam sejarah Alkitab, dari janji kepada Abraham hingga pemenuhan dalam Kristus, kesetiaan-Nya adalah fondasi yang kokoh.
Marilah kita terapkan ini dengan berdoa secara rutin, bergabung dalam komunitas iman, dan mengingat bahwa pengharapan bukanlah mimpi kosong, melainkan jaminan dari Tuhan yang setia. Dengan demikian, kita bisa menghadapi masa depan dengan keyakinan yang tak tergoyahkan.